Kamis, 13 Desember 2012

CONTOH "MAKALAH EFEK RUMAH KACA"


BAB I
Pendahuluan

A.         Latar Belakang Masalah
Dari tahun ke tahun jika kita mengamati kejadian di bumi ini, maka kita akan merasakan suatu perbedaan, yaitu suhu di permukaan bumi ini semakin panas dan cuaca menjadi tidak menentu. Para ahli menyebutnya dengan istilah pemanasan global atau global warming, dimana terjadi peningkatan suhu di permukaan bumi akibat efek rumah kaca.
Sinar matahari yang tidak terserap permukaan bumi akan dipantulkan kembali dari permukaan bumi ke angkasa. Setelah dipantulkan kembali berubah menjadi gelombang panjang yang berupa energi panas. Namun sebagian dari energi panas tersebut tidak dapat menembus kembali atau lolos keluar ke angkasa, karena lapisan gas-gas atmosfer sudah terganggu komposisinya. Akibatnya energi panas yang seharusnya lepas ke angkasa (stratosfer) menjadi terpancar kembali ke permukaan bumi (troposfer) atau adanya energi panas tambahan kembali lagi ke bumi dalam kurun waktu yang cukup lama, sehingga lebih dari dari kondisi normal, inilah efek rumah kaca berlebihan karena komposisi lapisan gas rumah kaca di atmosfer terganggu, akibatnya memicu naiknya suhu rata-rata dipermukaan bumi maka terjadilah pemanasan global. Karena suhu adalah salah satu parameter dari iklim dengan begitu berpengaruh pada iklim bumi, terjadilah perubahan iklim secara global.
Penelitian yang dilakukan oleh para ahli selama beberapa dekade terakhir ini menunjukkan bahwa ternyata makin panasnya  planet bumu ini terkait langsung dengan gas-gas rumah kaca yang dihasilkan oleh aktivitas manusia. Tidak dapat dipungkiri lagi, semakin maju perkembangan zaman maka teknologi pun semakin maju, mau tidak mau manusia juga akan mangikuti perkembangan tersebut.

Salah satunya adalah pemakaian bahan bakar fosil yang menghasilkan kontributor pemanasan global yaitu carbondioksida (CO2), metana (CH4) yang dihasilkan agrikultur dan peternakan (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan  ternak), nitrogen oksida (NO) dari pupuk, dan gas-gas yang digunakan untuk  kulkas dan pendingin ruangan (CFC).  Diamana gas-gas tersebut sangat sulit untuk diuraikan di atmosfer bumi. Rusaknya hutan-hutan yang seharusnya berfungsi sebagai penyimpan CO2 juga makin memperparah keadaan ini  karena pohon-pohon yang mati akan  melepaskan CO2 yang tersimpan di  dalam jaringannya ke atmosfer.
Fokus dari makalah kami adalah membahas tentang efek rumah kaca itu sendiri ditinjau dari segi pengertian, hal-hal yang menyebabkan efek rumah kaca, akibat yang ditimbulkannya, serta solusi dalam  mengatasi efek rumah kaca agar dapat meminimalisir dampak yang ditimbulkannya.

B.            Identifikasi Masalah
Secara alamiah  sinar matahari yang masuk ke bumi, sebagian akan dipantulkan kembali oleh permukaan bumi ke angkasa. Sebagian sinar matahari yang dipantulkan itu akan diserap oleh gas-gas di atmosfer yang menyelimuti bumi –disebut gas rumah kaca, sehingga sinar tersebut terperangkap dalam bumi. Peristiwa ini dikenal dengan efek rumah kaca (ERK) karena peristiwanya sama dengan rumah kaca, dimana panas yang masuk akan terperangkap di dalamnya, tidak dapat menembus ke luar kaca, sehingga dapat menghangatkan seisi rumah kaca tersebut.

C.           Rumusan Masalah
Berdasarkan  latar  belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1.      Apa pengertian efek rumah kaca?
2.      Apa yang dapat menyebabkan timbulnya efek rumah kaca?
3.      Apa akibat yang ditimbulkan oleh efek rumah kaca?
4.      Bagaimana solusi untukmengatasi efek rumah kaca?
D.           Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah tersebut dapat diketahui bahwa tujuan penulisan makalah ini adalah :
1.      Untuk mengetahui pengertian efek rumah kaca.
2.      Untuk mengetahui penyebab timbulnya efek rumah kaca.
3.      Untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan oleh efek rumah kaca.
4.      Untuk mengetahui solusi untukmengatasi efek rumah kaca.

E.            Manfaat Penulisan
Dari segenap pembahasan yang telah dipaparkan, harapan yang ingin diwujudkan dalam  makalah ini tercakup secara teoritis dan secara praktis  yang meliputi :
1.        Secara teoritis
Makalah ini diharapkan berguna untuk memberikan sumbangan terhadap usaha peningkatan dan pengembangan mutu pendidikan.
2.        Secara praktis
Tujuan praktis dari makalah ini adalah: Mendorong Guru dan Siswa untuk dapat memahami penyebab efek rumah kaca dan akibat yang ditimbulkannya, sehingga dapat dicarikan solusi untuk mengatasinya.

  F.          Metode Penulisan
Metode yang digunakan penulis dalam penulisan makalah ini antara lain :
·         Studi elektromedia
Dengan memanfaatkan fasilitas Internet dan situs-situs pendukung guna memperoleh  referensi sekunder.
  
BAB II
PEMBAHASAN
  
      A.        Pengertian Efek Rumah Kaca
Istilah efek rumah kaca dalam bahasa inggris disebut green house efect, pada awalnya berasal dari pengalaman para petani yang tinggal di daerah beriklim sedang yang memanfaatkan rumah kaca untuk menanam dan menyimpan sayur mayur dan bunga-bungaan di musim dingin. Para petani tersebut menggunakan rumah kaca karena sifat kaca yang mudah  menyerap panas dan sulit melepas panas, di dalam rumah kaca suhunya lebih tinggi dari pada di luar rumah kaca, karena cahaya matahari yang menembus kaca akan dipantulkan kembali oleh benda-benda di dalam ruanagn rumah kaca sebagai gelombang panas berupa gelombang sinar infra merah, tetapi gelombang panas tersebut terperangkap di dalam ruangan rumah kaca dan tidak bercampur dengan udara dingin di luar ruangan.
Dari situlah istilah efek rumah kaca muncul, bumi diibaratkan sebagai tanaman, dan kaca sebagai atmosfer bumi, dimana atmosfer ini befungsi untuk menjaga suhu bumi agar tetap hangat walaupun di musim dingin.
Efek rumah kaca sangat berguna bagi kehidupan di bumi karena gas-gas dalam atmosfer dapat  menyerap gelombang panas dari sinar matahari menjadikan suhu di bumi tidak terlalu rendah untuk dihuni makhluk hidup. Seandainya tidak ada gas rumah kaca jadi tidak ada efek rumah kaca, suhu di bumi rata-rata hanya akan -180 C, suhu yang terlalu rendah bagi sebagian besar makhluk hidup, termasuk manusia. Tetapi dengan adanya efek rumah kaca suhu rata-rata di bumi menjadi 330C lebih tinggi , yaitu 150C, suhu ini sesuai bagi kelangsungan kehidupan makhluk hidup.


Gas Rumah Kaca
1.      Uap air
Uap air adalah gas rumah kaca yang timbul secara alami dan bertanggungjawab terhadap sebagian besar dari efek rumah kaca. Konsentrasi uap air berfluktuasi secara regional, dan aktivitas manusia tidak secara langsung mempengaruhi konsentrasi uap air kecuali pada skala lokal.

2.      Karbondioksida
Manusia telah meningkatkan jumlah karbondioksida yang dilepas ke atmosfer ketika mereka membakar bahan bakar fosil, limbah padat, dan kayu untuk menghangatkan bangunan, menggerakkan kendaraan dan menghasilkan listrik. Pada saat yang sama, jumlah pepohonan yang mampu menyerap karbondioksida semakin berkurang akibat perambahan hutan untuk diambil kayunya maupun untuk perluasan lahan pertanian.

3.      Metana
Metana yang merupakan komponen utama gas alam juga termasuk gas rumah kaca. Ia merupakan insulator yang efektif, mampu menangkap panas 20 kali lebih banyak bila dibandingkan karbondioksida. Metana dilepaskan selama produksi dan transportasi batu bara, gas alam, dan minyak bumi. Metana juga dihasilkan dari pembusukan limbah organik di tempat pembuangan sampah (landfill), bahkan dapat keluarkan oleh hewan-hewan tertentu, terutama sapi, sebagai produk samping dari pencernaan. Sejak permulaan revolusi industri pada pertengahan 1700-an, jumlah metana di atmosfer telah meningkat satu setengah kali lipat.

4.      Nitrogen Oksida
Nitrogen oksida adalah gas insulator panas yang sangat kuat. Ia dihasilkan terutama dari pembakaran bahan bakar fosil dan oleh lahan pertanian. Ntrogen oksida dapat menangkap panas 300 kali lebih besar dari karbondioksida. Konsentrasi gas ini telah meningkat 16 persen bila dibandingkan masa pre-industri.
5.      Gas lainnya
Gas rumah kaca lainnya dihasilkan dari berbagai proses manufaktur. Campuran berflourinasi dihasilkan dari peleburan alumunium. Hidrofluorokarbon (HCFC-22) terbentuk selama manufaktur berbagai produk, termasuk busa untuk insulasi, perabotan (furniture), dan temoat duduk di kendaraan. Lemari pendingin di beberapa negara berkembang masih menggunakan klorofluorokarbon (CFC) sebagai media pendingin yang selain mampu menahan panas atmosfer juga mengurangi lapisan ozon (lapisan yang melindungi Bumi dari radiasi ultraviolet).

   B.          Penyebab Efek Rumah Kaca
             Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbondioksida (CO2) dan gas-gas lainnya  (CH4(Metan) dan N2O (Nitrous Oksida), HFCs (Hydrofluorocarbons), PFCs (Perfluorocarbons) dan SF6 (Sulphur hexafluoride) di atmosfer yang disebut gas rumah kaca. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk mengabsorbsinya.
           Gas rumah kaca dapat dihasilkan baik secara alamiah maupun dari hasil kegiatan manusia. Namun sebagian besar yang menyebabkan terjadi perubahan komposisi gas rumah kaca di atmosfer adalah gas-gas buang yang teremisikan keangkasa sebagai hasil dari aktifitas manusia untuk membangun dalam memenuhi kebutuhan hidupnya selama ini. Aktifitas-aktifitas yang menghasilkan gas rumah kaca diantarnya dari kegiatan perindustrian, penyediaan energi listrik, transportasi dan hal lain yang bersifat membakar suatu bahan. Sedangkan dari peristiwa secara alam juga menghasilkan/ mengeluarkan gas rumah kaca seperti dari letusan gunung berapi, rawa-rawa, kebakaran hutan, peternakan hingga kita bernafaspun mengeluarkan gas rumah kaca. Selain itu aktifitas manusia dalam alih guna lahan juga mengemisikan gas rumah kaca.
Mekanisme kerja gas rumah kaca adalah sebagai berikut, lapisan atmosfir yang terdiri dari, berturut-turut : troposfir, stratosfir, mesosfir dan termosfer: Lapisan terbawah (troposfir) adalah bagian yang terpenting dalam kasus efek rumah kaca.
Sekitar 35% dari radiasi matahari tidak sampai ke permukaan bumi. Hampir seluruh radiasi yang bergelombang pendek (sinar alpha, beta dan ultraviolet) diserap oleh tiga lapisan teratas. Yang lainnya dihamburkan dan dipantulkan kembali ke ruang angkasa oleh molekul gas, awan dan partikel. Sisanya yang 65% masuk ke dalam troposfir. Di dalam troposfir ini, 14 % diserap oleh uap air, debu, dan gas-gas tertentu sehingga hanya sekitar 51% yang sampai ke permukaan bumi. Dari 51% ini, 37% merupakan radiasi langsung dan 14% radiasi difus yang telah mengalami penghamburan dalam lapisan troposfir oleh molekul gas dan partikel debu. Radiasi yang diterima bumi, sebagian diserap sebagian dipantulkan. Radiasi yang diserap dipancarkan kembali dalam bentuk sinar inframerah.
Sinar inframerah yang dipantulkan bumi kemudian diserap oleh molekul gas yang antara lain berupa uap air atau H2O, CO2, metan (CH4), dan ozon (O3). Sinar panas inframerah ini terperangkap dalam lapisan troposfir dan oleh karenanya suhu udara di troposfir dan permukaan bumi menjadi naik, terjadilah efek rumah kaca.

     C.    Akibat Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca tentu saja memiliki dampak yang ditimbulkannya, dampak tersebut dapat berupa dampak negatif dan positif.
1.   Dampak negatif antara lain :
-       Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat ekstrim di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer.
-       Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut.
-       Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar.
-       Efek rumah kaca menjadi penyebab global warming dan perubahan iklim. Iklim di bumi menjadi tak menentu dan susah diprediksikan, sehingga mengganggu sistem penerbangan dan petani dalam menentukan masa panen.
2.   Dampak positif adanyaefek rumah kaca antara lain :
-       Efek rumah kaca sangat berguna bagi kehidupan di bumi karena gas-gas dalam atmosfer dapat  menyerap gelombang panas dari sinar matahari menjadikan suhu di bumi tidak terlalu rendah untuk dihuni makhluk hidup. Seandainya tidak ada gas rumah kaca jadi tidak ada efek rumah kaca, suhu di bumi rata-rata hanya akan -180 C, suhu yang terlalu rendah bagi sebagian besar makhluk hidup, termasuk manusia. Tetapi dengan adanya efek rumah kaca suhu rata-rata di bumi menjadi 330C lebih tinggi , yaitu 150C, suhu  ini sesuai bagi kelangsungan kehidupan makhluk hidup.
-       Dengan adanya efek rumah kaca membuat manusia menjadi berhati-hati dan berhemat terhadap penggunaan bahan bakar fosil, penggunaan listrik.
-       Dengan adanya efek rumah kaca manusia menjadi sadar bahwa pohon dan hutan memiliki arti penting sekali bagi kelangsungan kehidupan, yaitu salah satunya dapat menyerap gas polutan dan menghasilkan oksigen. Maka reboisasi kembali digalakkan dan penanaman pohon di kota-kota besar mulai dilakukan.
-       Manusia menjadi kreatif, karena mengolah limbah seperti plastik, kertas untuk didaur ulang menjadi barang yang ekonomis.

D.           Solusi untuk Mengatasi Efek Rumah Kaca
Contoh nyata upaya penanggulangan efek rumah kaca dalam kehidupan sehari-hari antara lain :
·  Mengubah perilaku setiap orang
Untuk mencegah terjadinya dampak-dampak dari bahaya efek rumah kaca, tentunya harus dimulai dari diri sendiri pada setiap orang. Kepedulian setiap individu untuk melakukan perubahan perilaku pada dirinya akan berdampak bagi generasi penerus di kemudian hari.
a. Penggunaan alat listrik
Listrik tidak sebersih yang dikira, karena letak pembangkit yang jauh, sehingga asap polusinya tidak kita rasakan. Pembangkit listrik merupakan penyumbang emisi yang besar karena masih menggunakan bahan bakar fosil untuk prosesnya. Sekitar 27% pembangkit listrik di Jawa-bali menggunakan batubara, batubara sendiri adalah bahan bakar yang paling kotor karena mengeluarkan emisi paling besar. Perlu diketahui juga, listrik menyumbang 26 % total emisi yang dihasilkan di Indonesia.
ü  Menghemat penggunaan Listrik antara pukul 17.00 sampai 22.00.
ü  Memadamkan listrik jika sedang tidak digunakan. Karena pada kondisi  stand by, alat elektronik masih mengalirkan listrik sebesar 5 watt. Kabel dari barang elektronik akan  lebih  baik  jika  dilepas  dari stop kontak bila sudah tidak digunakan
ü  Menggunakan lampu hemat energi (CFL) dan lampu sensor cahaya untuk lampu taman, sehingga lampu akan hidup dan mati secara otomatis tergantung cahaya matahari. Memanfaatkan cahaya matahari untuk penerangan di dalam ruangan di pagi dan siang hari. Selain menghemat listrik juga dapat menurunkan emisi penyebab pemanasan global
ü  Menggunakan timer agar televisi otomatis mati saat ketiduran.
ü  Memakai alat-alat elektronik dengan cara bijak, sehingga dapat menghemat penggunaan listrik.
Misalnya :
·         Penggunaan komputer dan printer. 
• Menunggu beberapa saat setelah CPU menyala untuk menyalakan layar atau monitor. Layar bisa langsung dimatikan setelah mengklik shut down, sehingga tidak perlu menunggu komputer mati terlebih dahulu.
•  Menggunakan laptop lebih hemat energi dibandingkan dengan  komputer pribadi (PC). Laptop hanya memerlukan daya 60 watt, sementara PC sekitar 200 watt (bahkan lebih).
• Monitor komputer jenis LCD lebih hemat energi jika dibandingkan jenis CRT. Monitor jenis LCD hanya memerlukan listrik sebesar 40 watt, sedangkan jenis CRT memerlukan 120 watt. Saat  stand by, monitor LCD hanya menggunakan listrik 3 watt, sedangkan monitor CRT menggunakan 20 watt.
•  Mematikan komputer atau laptop saat tidak digunakan. Printer  yang sedang tidak digunakan, tetapi kabel selalu terpasang akan menghasilkan emisi sebesar 21 kg CO2 per tahun atau sekitar Rp. 17.000,00 per tahun
·         Penggunaan setrika.
•  Memilih setrika listrik yang menggunakan sistem pengatur panas otomatis. 
•  Pada saat menyetrika, tingkat panas yang diperlukan lebih baik sesuai dengan bahan pakaiannya. 
•  Membiasakan menyetrika sekaligus dan menghindari mencabut dan mencolokkan kembali setrika ke sumber listrik. 
•  Membersihkan bagian bawah setrika dari kerak yang dapat menghambat panas.
•  Mematikan setrika ketika selesai digunakan atau bila akan ditinggalkan untuk mengerjakan yang lain

·         Penggunaan pompa air.
• Menggunakan  reservoir/tangki penampungair untuk kebutuhan air rumah tangga, jika tidak, maka menggunakan pompa air untuk mengisi bak atau ember. 
• Menyalakan pompa air bila air di dalam tangki hampir habis. 
• Menggunakan sistem kontrol otomatis atau pelampung pemutus arus otomatik pada tangki air yang berfungsi untuk memutus arus listrik ke pompa air bila air sudah penuh. 
• Menghindari pompa yang sering ‘hidup-mati’ karena semakin besar juga daya listrik yang dipakai. 
• Memilih jenis pompa air sesuai dengan kebutuhan dan memiliki tingkat efisiensi yang tinggi.

·         Penggunaan charger handphone (HP).
Saat mengisi ulang baterai handphone, hanya 5% energi listrik yang masuk ke baterai  handphone. Sisanya 95% terbuang percuma. Ini disebabkan teknologi charger handphone belum hemat energi. Untuk mengurangi pemborosan listrik, segera mencabut  charger, jika baterai  handphone sudah penuh.
·         Penggunaan magic jar.
Tidak semestinya membiarkan  magic jar menyala selama 24 jam. Mematikan magic jar setelah nasi atau masakan matang, Menyalakan  magic jar hanya pada saat ingin memanaskan nasi atau masakan.

·      Stop kontak.
Melepas kabel dari stop kontak jika sudahtidak digunakan atau menggunakan stop kontak dengan tombol  on/off agar tidak perlu mencabut dan memasang kabel.
·      Proses mencuci.
Menurut penelitian Institut Manufaktur di Universitas Cambrige, 60% pemborosan energi diasosiasikan dengan masa selama mencuci dan mengeringkan pakaian. Menggunakan air dingin untuk mencuci dan membilasnya dan mengeringkan pakaian di jemuran. Hal terebut dapat menghemat energi. Dengan demikian, kita telah mengurangi emisi karbon dioksida sampai 90%.

b.   Penggunaan kendaraan bermotor
-          Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor.
-          Mendukung petani lokal
Dengan membeli produk-produk lokal, maka sama halnya dengan menghemat bahan bakar dan mengurangi polusi yang digunakan dan dihasilkan dari kendaraan yang digunakan untuk mengangkut produk dari luar kota dan luar negeri. Selain itu juga, produk lokal tidak kalah kualitas dan desainnya dibandingkan produk impor. Semakin banyak membeli makanan impor, maka semakin besar kontribusi emisi CO2.
-          Memperbaiki kualitas kendaraan, melakukan uji emisi dan merawat kendaraan bermotor dengan baik.

c.       Go green
Untuk mengatasi pengurangan polusi udara pada di atmosfer, maka dapat dilakukan juga penanaman tanaman. Penanaman tanaman dapat berupa pohon dapat dilakukan di halaman dan tempat-tempat yang banyak menghasilkan polusi udara, seperti di pinggir-pinggir jalan. Selain itu juga, melakukan reboisasi pada gunung-gunung yang gundul dan membuat taman-taman di perkotaan atau biasa disebut dengan taman kota.

d.      Pengelolaan sampah
Untuk mengatasi masalah sampah, yang dapat dilakukan adalah :
-          Mengurangi penggunaan sampah
-          Memisahkan antara sampah organik dengan sampah non organik. Memisahkan antara sampah organik, plastik dan kertas, maka akan mempermudah dalam proses mendaur ulang sampah. Sampah organik bisa dijadikan kompos. Sampah plastik bisa dijadikan kerajinan tangan atau didaur ulang kembali menjadi plastik. Sedangkan sampah kertas bisa didaur ulang kembali menjadi kertas daur ulang dan kertas yang biasa digunakan (HVS).
-          Menghemat penggunaan kertas. Setiap harinya sampah kertas di seluruh dunia berasal dari 27.000 batang kayu. Pada tahun 2005, Indonesia mengonsumsi kertas sebanyak 5,6 juta ton. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut dibutuhkan sebanyak 22,4 juta m3 kayu yang diambil dari hutan alam atau sama dengan menebang hutan seluas 640 ribu hektar per hari. Kegiatan penebangan dan kebakaran hutan merupakan penyumbang emisi terbesar, yaitu sekitar 64% dari total emisi di Indonesia. Diantaranya diakibatkan oleh kegiatan pabrik kertas. (Kementerian Lingkungan Hidup, 1999)
-          Mengurangi penggunaan tisu
-          Mengurangi konsumsi daging sapi Dengan banyaknya masyarakat yang mengonsumsi sapi, maka akan semakin banyak pula sapi di peternakan sapi. Kotoran sapi menghasilkan emisi NO2 dan pembusukan kotorannya mengeluarkan gas CH4. Sehingga semakin banyak sapi, maka akan semakin banyak jumlah kotorannya.
-          Mendaur ulang kertsa, plastik, dan logam Mendaur ulang kertas bekas untuk dijadikan kertas kembali ataupun kerajinan tangan akan sangat membantu jumlah sampah kertas. Hal tersebut juga dapat dilakukan untuk sampah plastik dan logam.
-          Membuat kompos

e.       Beradaptasi dengan dampak efek rumah kaca
Dengan cuaca yang tidak menentu merupakan salah satu dampak efek rumah kaca. Mulai saat ini selalu siap sedia jas hujan, payung dan sepatu bot untuk bepergian.
Bahaya efek rumah kaca mungkin sudah tidak dapat dihindari lagi. Namun, jika upaya-upaya sederhana di atas dilakukan oleh semua masyarakat secara bersama-sama dan terus-menerus, maka dampak dari efek rumah kaca dapat dikurangi.

BAB III
PENUTUP

       A.          Kesimpulan 
   
             Adanya efek rumah kaca adalah disebabkan oleh bertambahnya jumlah gas-gas rumah kaca (GRK) di atmosfir yang menyebabkan energi panas yang seharusnya dilepas ke luar atmosfir bumi dipantulkan kembali ke permukaan dan menyebabkan temperatur permukaan bumi menjadi lebih panas. Gas-ga rumah kaca itu antara lain : Uap air, Karbondioksida, Metana, Nitrogen Oksida, Gas lainnya berupa Hidrofluorokarbon (HCFC-22), klorofluorokarbon (CFC) , PFCs (Perfluorocarbons) dan SF6 (Sulphur hexafluoride).Akibat yang ditimbulkan dari efek rumah kaca memiliki dampak negatif dan positif, tetapi kebanyakan dampak yang ditimbulkan adalah dampak negatif karena merugikan kesejahteran makhluk hidup.
       Beberapa solusi untuk mengatasi adanya efek rumah kaca dapat dilakukan dari pihak pemerintah    dan masyarakat untuk meminimalisasi dampak yang ditimbulkan. Dari pemerintah dapat dilakukan dengan membuat kebijakan untuk mengajak masyarakat dalam menanggulangi efek rumah kaca. Sementara masyarakat dapat melakukan kegiatan-kegiatan dalam kehidupan sehari-hari misalnya : penghematan penggunaan alat listrik, keefisienan penggunaan kendaraan bermotor dengan cara menghemat BBM, Go green dengan reboisasi atau penanaman pohon, pengelolaan sampah, beradaptasi dengan dapak efek rumah kaca.

B.          Saran
        Melalui pembahasan dalam makalah ini diharapkan mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar mampu dan mau mengetahui dan memahami efek rumah kaca, penyebab timbulnya efek rumah kaca, akibat yang ditimbulkan, dan solusi dalam menanggulangi dampaknya.


DAFTAR PUSTAKA

(diakses pada 12 Maret 2011, 11:33)
(diakses pada 12 Maret 2011, 19: 11)
Kaskus. 2009. Efek Rumah Kaca. http://www.kaskus.us/showthread.php?t=5632034
(diakses pada 12 Maret 2011, 19:23)
Wahono, Tri. 2011. “Green Finance” Solusi Perubahan Iklim. http://www.kompas.com
(diakses pada 9 Maret 2011, 06:49)
AZ, Ridwan. 2011. Efek Rumah Kaca dan Pengertiannya. http://ridwanaz.com/teknologi/efek-rumah-kaca-dan-pengertiannya/
(diakses pada 19 Maret 2011, 20:12)
(diakses pada 19 Maret 2011, 19:45)
Nurdikiawan, Nugroho. 2007. Pemanasan Global Ancam Lingkungan Indonesia. http://www.pelangi.or.id
(diakses pada 12 Maret 2011, 19:20)
Sumarwoto, Otto. Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Badan Ekologi.
Wikipedia. 2011. Gas Rumah Kaca. http:// http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Gas_rumah_kaca&action=edit
(diakses pada 9 Maret 2011, 10:15)
Suryaman, Oni. 2007. Bagaimana Cara Menghadapi Pemanasan Global. http://www.wikimu.com/News/Home
(diakses pada 9 Maret 2011, 10:20)
Wisnubrata, A. 2010. Mengurangi Emisi Bisa Bertindak Sendiri. http://www.kompas.com
(diakses pada 8 Maret 2011, 11:44)
Wahono, Tri. 2007. Bukti Nyata Pemanasan Global. http://www.kompas.com
(diakses pada 7 Maret 2011, 06:38)
Rahmawati Sunarya, Risa. 2009. Adakah Dampak Positif dari Efek Rumah Kaca?. http://chem-is-try.org
(diakses pada 7 Maret 2011, 06:40)

1 komentar: